JP Morgan Kena Tipu Startup Frank, Rugi 2,6 T

Berita terhangat kali datang dari Industri Startup,

JP Morgan atau sering di sebut dengan JP Morgan Chase,

sebuah perusahaan yang cukup fenomenal mengungkapkan bahwa JP Morgan kena tipu setelah resmi melakukan akuisis pada startup financial AS yakni Frank

JP Morgan Kena Tipu Startup Frank, Rugi 2,6 T

Dibaca juga  : game olympus penghasil uang

JP Morgan Menuntut Startup Frank

Tidak terima dengan tindakan kriminal penipuan oleh Frank,

pihak JP Morgan kena tipu ini menuntut startup Frank yang di prakarsai oleh Oliver Amar dan Charlie Javice. JP Morgan menuntut startup Frank atas tindakan pemalsuan data user atau data pengguna.

Di sini di ketahui bahwa Frank merupakan sebuah perusahaan teknologi yang memberikan jasa peminjaman dana pendidikan kepada siswa-siswi di Amerika Serikat. Itikad baik JP Morgan dengan akuisisi menggelontorkan aliran dana sebesar 2,6 T untuk daya kembang frank. Namun alih-alih berjalan lancar,

justru JP Morgan kena tipu dari startup yang mereka akuisisi,

utamanya bualan dari founder Frank yakni Charlie Javice dan Oliver Amar atas data-data yang fiktif

Pemalsuan Data oleh Frank

Berdasarkan informasi yang di peroleh dari Forbes. Informasi menyatakan bahwa Frank memalsukan data penggunanya di mana merea mengklaim data mereka sangatlah banyak hingga 4,35 juta,

padahal aslinya hanya terukur 300 ribu saja. Data klaim 4,35 juta tersebut di keluarkan oleh Charlie dan Oliver.

Sehingga pada akhirnya JP Morgan kena tipu melakukan gugatan di pengadilan distrik Amerika Serikat tepatnya Delaware atas semua bobrok kebohongan Frank. Tindakan bohong ini terbukti tatkala adanya email marketing ke 400.

Sebelumnya, Frank adalah sebuah platform digital yang mempunyai visi untuk memberikan bantuan kepada pelajar untuk asosiasi dana,

melakukan pendaftaran kursus secara daring hingga proses mendapatkan beasiswa. Bukti kebohongan Frank juga masih berlanjut di mana Charlie Javice dan Oliver Amar meminta direktur startupnya untuk membuat data user yang palsu sebagai syarat permintaan dari JP Morgan sendiri.

Taktik yang di lakukan oleh Charlie Javice dan Oliver Amar untuk pemalsuan data yakni mereka meminta direktur teknik dalam startupnya untuk meminta data abal-abal secara detail sehingga mampu meyakinkan investor,

jelas di sini yang di rugikan yakni JP Morgan. Tak tanggung mereka meminta direktur merealisasikan data palsu tersebut dengan membayar profesor di bidang direktur teknik sebesar Rp 274,5 juta agar jutaan akun invalid tercipta.

Sempat Bantah Tuduhan

Adapun permasalahan ini malah di tepis oleh pengacara dari startup Frank. Ia menyebutkan bahwa Frank sebagai startup yang senantiasa berkembang di anggap lebih bertalenta dan sudah sesuai dengan perusahaan akuisisi yang di kreditkan oleh JP Morgan. Di pahami pula Frank memang selalu berkembang dari awal pendiriannya, yakni mulai dengan 15 personil tim termasuk di rinya.

Mengajukan Tuntutan Balik

Tidak terima dengan tuntutan hukum, yang di lakukan oleh JP Morgan justru Javice dari pihak startup Frank mengajukan tuntutan balik dengan klaim bahwa JP Morgan sendirilah yang sudah merusak janji akuisisi yang sebelumnya di sepakati. Informasi terkait pelaporan balik ini di dapatkan oleh Case Jamie Di mon seorang kepala eksekutif di JP Morgan.

Informasi tentang JP Morgan kena tipu ini cukup mengejutkan di karenakan JP Morgan adalah perusahaan keuangan yang sudah sangat tersohor dan fenomenal. Belum lagi yang menipunya adalah Frank di mana salah salah satu founder Frank,

Charlie Javice masuk ke dalam Forbes di bagian finance yang berisi tokoh-tokoh muda berpengaruh dalam Forbes 30 under 30.

Demikian sekilas informasi tentang JP Morgan Kena Tipu startup Frank, semoga dapat terselesaikan segala permasalahannya.

Di baca juga : Parfum Putri Diana Jadi Terapi Pangeran Harry, Bolehkah Diikuti?

 

Tinggalkan komentar